Sunday, December 27, 2009

Live. Right here. Right now. Right at this moment.


don't look back on what already passed.

don't try to peek what the future will offer.
just live for this moment.
right here.
right now.
savor it.
cherish it.
give the best to it with your heart wide open.

and may the happiness be ours :))


So, now I'm putting both of my feet out of the door and closing it.
Thanks for everything.

And thanks for nothing.



cheers.

Thursday, December 24, 2009

500 (Days) of My Life

tadi siang di rumah makan Dapur Sambal Depok, saya dan teman saya si Edina mengobrol sambil makan siang. Dari obrolan itu, pada akhirnya kami sampai pada perbincangan seperti ini:

Sy: mungkin gak sih ada orang yang pada satu saat menyukai seseorang, lalu besoknya memutuskan bahwa dia tidak suka lagi pada orang itu?
E : Ya nggak mungkinlah. emang manusia itu robot.
Hmm...(berpikir sejenak) tapi tergantung juga, sukanya itu semana. kalau cuma suka kayak "wah, dia lucu ya", mungkin aja bisa besoknya mutusin kalo orang itu gak lucu lagi.
Sy: kalau sukanya membuat orang itu cukup mau melakukan berbagai hal buat cewek yang dia suka, mungkin gak kalau besoknya dia memutuskan "oke, gue gak suka lagi" ?
E : Enggaklah. Gak mungkin langsung seperti itu, tapi mungkin itu terjadi secara gradually.

Dan saya langsung teringat dengan potongan dialog dari 500 (days) of Summer.

I am messed up.
I know I am.
You know, on the one hand I want to forget her.
But on the other hand,
I know that she's the only person in the entire universe that will make me happy.
You think back on the times you had with someone,
Replay it in your head over and over again
and look for those first signs of trouble.
-Tom Hansen-
Ya. mungkin perubahan seperti itu tidak terjadi secara mendadak ya, akan tetapi secara bertahap.
Dan ketika tahap perubahan itu mulai disadari, kita terus berusaha mencari apa yang menjadi penyebabnya.
Dan disitulah semua masalah bermula.
Ketika kita menyadari dengan sepenuh hati dan pikiran bahwa ada perubahan yang terjadi, tetapi tidak bisa mengetahui apa yang menyebabkannya dan siapakah yang salah.
Saya?
Dia?
Atau Keadaan?


Hey Tom.
I know you think that she was the one, but I don't.
Now,
I think you're just remembering the good stuff.
Next time you look back,
I really think you should look again.
-Rachel Hansen-

Sy: Din, lo udah nonton 500 (Days) of Summer belum? gue suka deh sama dialog Rachel yang bilang ke Tom kalau "
Next time you look back, I really think you should look again".
E : Emang maksudnya gimana?
Sy: Iya. Dia kan jatuh cinta sama ceweknya itu kan. Dan adenya Tom, si Rachel, bilang bahwa mungkin Tom menganggap bahwa dia adalah yang paling baik untuk dirinya. Tapi Tom bisa berpikir seperti itu karena dia hanya berusaha untuk mengingat kenangan-kenangan manis dari masa lalunya aja. Padahal kan yang namanya masa lalu itu terdiri dari kenangan yang baik dan yang buruk. Makanya Rachel bilang ke Tom, kalau nanti dia mau melihat ke belakang lagi, dia harus benar-benar
melihat semuanya, tidak hanya yang baik saja.
Karena kalau didalam hubungan itu yang ada hanya hal yang manis saja dan semuanya menyenangkan, kenapa mereka bisa berpisah?



Jadi, pada saat saya melihat kebelakang lagi, saya juga harus benar-benar melihat.
Dengan obyektif.
Tanpa sentimental melankolis lagi.



CHEERS :)

Wednesday, December 23, 2009

Everlasting stay


"I want the one that stays.
I want the one that lasts through out the time."

-dea-



Gue mau banget deh ini.
Satu yang bertahan, yang tak lekang oleh waktu.
Bukannya menclak-menclok kesana kemari.
Cape juga kan harus selalu memulai prosesnya dari awal lagi, beradaptasi dari awal lagi.
Apa asiknya coba.
maaf saja, saya tidak berbakat jadi nelayan pukat harimau sih.


Ck.

cheers.

Tolong Saya!


It's Time for Me to Stop.


Saya benar-benar ingin berhenti menulis tentang dia.
Tetapi saya tidak bisa.
Karena ada begitu banyak yang masih tersimpan di dalam.
Dan saya perlu mengeluarkannya.
Saya tahu saya harus berhenti menuliskan hal seperti ini di media publik.
Saya masih ingat perkataan dia untuk tidak mengumbar permasalahan pribadi di media online.
Saya sangat tahu dengan kebiasaan dia untuk menulis status-status social site yang sangat pendek dan simpel.

Tetapi saya tidak bisa.

Karena saya perlu menuangkan semua ini.
Mengubah pikiran-pikiran abstrak menjadi struktur-struktur kalimat.
Agar saya lega.
Agar saya bebas.
Agar saya terlepas dari beban bayangan akan dia.
Agar suatu hari nanti, di saat kami bertemu lagi,
Saya bisa benar-benar menjadi temannya.

Benar-benar seorang teman yang peduli kepada kamu.
Tetapi tidak peduli dengan cara seperti yang dulu saya miliki kepada kamu.
Dan tentunya, agar saya bisa menjadi seorang teman yang tidak seperti
Ada Udang dibalik Bakwan.

(Itu kan yang dulu sering kamu ceritakan ke saya?)

Percayalah, pada saat kita bertemu lagi, saya tidak akan seperti itu.
Saya tidak akan seperti Si Udang dibalik Bakwan yang tidak kamu suka itu.
Karena saya mampu mendeferensiasi emosi.
Membedakan dan menetapkan batasan.
Bahkan mungkin lebih baik dari kamu.

Karenanya, saat ini biarkanlah saya menulis sedikit lebih banyak lagi tentang kamu.
Agar saya bisa mengeluarkan semua.
Agar saya bisa melupakan.
Bukan pengalamannya, tetapi emosinya.
Agar saya bisa menjadi teman kamu.
Teman kamu yang sesungguhnya.
Sehingga kamu tidak usah lagi menghindari saya.


cheers.

Scattered pieces of life

hari ini saya baru saja menyelesaikan UAS terakhir dalam semester 7 ini, yaitu UAS mata kuliah Etika.
Berakhirnya UAS ini cukup berarti besar bagi saya dan teman-teman angkatan 2006 yang lain, karena setelah UAS ini kami resmi menjadi mahasiswa non-class dan (insya allah) tidak akan menghadapi UAS apapun lagi sampai kami resmi menjadi S.Psi.

HOORAAY !!

Mengingat bagaimana kesiapan dan perasaan saya saat mengerjakan UAS itu tadi, saya merasa cukup puas dan senang karena saya merasa bisa dengan lumayan mengerjakan semuanya.
Di malam sebelumnya saya bisa mempelajari semua bahan ujian itu dengan konsentrasi penuh.
dan tadi malam pun fokus saya hanya tertuju pada handout-handout itu.

Keadaan ini adalah keadaan yang jauh berbeda dengan malam sebelum UTS Etika pada waktu itu.
Malam dimana saya hanya bisa menatap buku di depan saya dengan pandangan kosong.
Malam ketika saya merasa begitu takut.
Cemas.
Khawatir.
Dan sedih.
Karena memikirkan keberadaan orang yang tidak jelas juntrungannya.
Orang yang disaat saya jungkir balik karena khawatir dan bertanya-tanya mungkin malah tidak memikirkan saya samasekali.
Dan membuat saya tidak bisa membaca tulisan apapun di depan saya, karena bukan itu yang ada di pikiran saya.

Sehingga sebagai hasilnya, nilai UTS Etika saya terjun bebas tanpa parasut.

Terima kasih loh.
Nilai jelek itu benar-benar menampar saya di muka dan memberikan pemandangan yang tidak indah di SIAK-NG.

Oleh karenanya, sekarang saya memutuskan untuk membereskan kembali potongan-potongan hidup saya yang cukup tidak teratur akhir-akhir ini.
Karena fokus dalam hidup bukan hanya mengenai satu orang saja.
Terutama bukan orang yang bahkan mungkin tidak sadar bahwa dia punya arti penting dalam hidup saya.

Sekarang saya mau berhenti merasa sedih.
Saya mau ibu saya berhenti bilang bahwa kini saya tidak tertawa sebanyak dulu lagi sejak mengenal orang itu.
Saya mau berhenti terus melihat ke belakang dan berharap bisa kembali mengulang hal-hal menyenangkan itu.

Dan terutama, saya tidak mau mendapatkan nilai jelek lagi.
Karena saya mau lulus sebagai S.Psi di bulan Agustus 2010, bersama dengan teman-teman 2006 lainnya dan dinyanyikan ribuan Maba di balairung.

Kini setelah usaha yang lumayan keras, rasanya saya sudah cukup berhasil.
Berhasil untuk menyatukan potongan-potongan yang sebelumnya sempat saya abaikan.
Karena kini, saya sudah bisa tertawa lagi.
Saya sudah mulai memandang kedepan lagi.
Saya sudah mulai berhenti bertanya 'mengapa?' dan berusaha menghormati keputusannya.
Saya sudah bisa tersenyum ketika fragmen-fragmen memori itu muncul kembali tanpa diminta.

Oiya, dan yang terakhir.
Sepertinya saya sudah cukup berhasil, karena saya berhasil belajar Etika dengan sukses tadi malam.

Yippie-Kaiyeee.

Friday, December 18, 2009

A Standing Ovation for You, Sir

Baru saja melakukan blog walking ke salah satu blog teman sekampus, saya menemukan sesuatu yang membuat saya ingin berdecak kagum, bertepuk tangan, sekaligus tertawa miris dengan perasaan sedih.

Kenapa?

Karena saya baru menyadari bahwa di satu atau beberapa postingan kami berdua, terdapat satu kesamaan.
Kami terilhami oleh seseorang.

Seseorang yang kami kenal
Seseorang yang tidak sempurna
Seseorang yang kami tahu mempunyai banyak kekurangan,
Tetapi disaat yang bersamaan mampu menarik kepedulian kami.

Seseorang yang pada suatu waktu pernah menjadi pusat orbit kami dan yang kemudian membuat kami terjatuh di dasar gravitasi yang paling dalam.
Ia adalah seseorang yang menjadi sumber kecemasan kami
Seseorang yang terus membuat kami bertanya dan menduga.


Ia mungkin tidak tahu tentang semua hal ini.
Ia mungkin tidak peduli.
Atau mungkin tidak berusaha untuk tahu dan peduli.
dan memilih untuk berpikir dengan jalan berpikirnya sendiri yang tidak dapat cukup kami mengerti.

tetapi saya tahu.
Saya tahu apa yang teman saya rasakan.
Saya tahu lebih dari yang seseorang itu kira saya tahu.
Saya tahu karena kemudian saya juga merasakannya.

Dan kini saya ingin bertepuk tangan.
Saya ingin memberi hormat.
Saya ingin memberi acungan jempol kepada kamu yang dengan begitu gemilangnya menyentuh kehidupan kami.
Mengisinya dengan segala kekurangan kamu yang kemudian menjelma menjadi kelebihan yang melengkapi kami.

Ya, saya ingin memberikan banyak pujian kepada kamu.
Karena hanya dengan menjadi kamu, kamu bisa menyakiti kami.

Dan itu adalah hal yang hebat.
Kamu hebat.
And I'll give you a standing ovation for that, Mister.


cheers.


Wednesday, December 16, 2009

Hubungan Interpersonal Tidak Berstruktur

Menjelang UTS Psikologi Konseling yang lalu, saya diharuskan untuk membaca satu buku Psikologi Konseling yang dibuat oleh Ibu Jeannette Murad Lesmana, dosen kuliah Psikologi Konseling kelas saya. Ketika membaca buku tersebut, ada satu bab yang secara otomatis langsung membuat saya tertawa terbahak-bahak dengan miris dan membuat Citra, teman saya, yang saat itu sedang menumpang nginap di kamar kosan jadi menatap saya dengan bingung.

kenapa saya bisa langsung tertawa seperti itu?
Karena di halaman pertama Bab 3 mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Konseling, saya menemukan kalimat-kalimat yang mengatakan seperti ini:

Dari 5 faktor yang mendukung konseling, salah satunya adalah Struktur.
Struktur menurut Gladding (1992) adalah sebuah pemahaman bersama antara konselor dan klien mengenai karakteristik, kondisi, prosedur, dan parameter konseling.
Struktur membantu memperjelas hubungan antara konselor dan klien, memberinya arah, melindungi hak masing-masing, serta peran dan obligasi dari konselor maupun klien dan menjamin konseling yang sukses. Selain itu, dengan adanya struktur dapat mengurangi ambiguitas dalam hubungan tersebut.

Bahaya Jika Struktur Tidak Kuat

Struktur sangat penting karena bila konselor tidak memberi struktur, ia tidak fair kepada klien-kliennya karena para kliennya kemudian jadi tidak tahu apa yang disebut dengan konseling.
Klien akan merasa tidak aman, bingung dan takut, dan ia juga tidak bertanggung jawab untuk suksesnya konseling.
Kurangnya pemberian struktur ini menimbulkan kecemasan dalam diri klien dan mungkin menyebabkan kegagalan konseling.
nah, sekarang coba gantikan posisi klien dengan diri anda sendiri.
lalu gantikan posisi konselor dengan seseorang, dimana anda sedang menjalin hubungan.
gantikan kata struktur dengan kata status.
dan yang terakhir gantikan kata konseling dengan kata hubungan interpersonal (as in relationship).

can you see this in a different perspective?

membaca penjelasan mengenai struktur dalam hubungan konseling diatas, saya merasa penjelasan itu sangat dapat diterapkan didalam kondisi kehidupan disekitar saya, dimana keadaan tersebut mirip dengan yang dialami seseorang yang saya kenal dekat.

seperti yang dikatakan oleh Lesmana (2006), didalam sebuah hubungan (dalam hal ini saya akan lebih menekankan ke hubungan interpersonal antar lawan jenis) diperlukan sebuah status yang merupakan hasil dari kesepakatan bersama mengenai kondisi, prosedur, dan parameter dari hubungan interpersonal tersebut.

Kondisi yang dimaksud adalah situasi dimana kedua orang yang menjalin hubungan berada. apa yang mau mereka lakukan dan apa tujuan yang ingin dicapai oleh mereka berdua ketika memutuskan untuk mengenal satu sama lain secara lebih dekat lagi.

Prosedur adalah cara yang dilakukan oleh salah satu pihak dalam melakukan pendekatan kepada pihak yang lainnya. Cara pendekatan haruslah dilakukan dengan sehati-hati mungkin sehingga tidak menimbulkan salah paham kepada salah satu pihak dan menyakiti pihak yang tidak bersalah. ketika melakukan prosedur konseling maka konselor (sang lawan jenis) diharapkan untuk terlebih dahulu telah merasa yakin dengan intensi mereka, sehingga hubungan yang telah dibina dapat berjalan dengan baik dan tidak ada pihak yang mengundurkan diri di tengah berjalannya konseling. hal ini terutama ditujukan kepada pihak Konselor, karena penerapan prosedur yang tidak jelas dan / atau mundurnya Konselor di tengah berjalannya sesi konseling dapat menyebabkan kebingungan dan kepanikan pada Klien mereka.

kemudian yang terakhir adalah Parameter dalam hubungan interpersonal. ketika melakukan sebuah hubungan, konselor dan juga klien sangat disarankan untuk membicarakan parameter hubungan mereka. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada gesture-gesture yang dapat menimbulkan kebingungan dan membuat klien mempertanyakan maksud dari sesi konseling atau hubungan antara dirinya dan sang Konselor. sang Konselor pun diharapkan untuk konsisten dengan treatment (perlakuan) yang telah ia berikan kepada sang klien dari awal sesi konseling mereka dan tidak menyangkal apa yang telah ia berikan pada klien ketika di tengah-tengah sesi konseling ia mengalami perubahan pikiran atau ketika menganggap bahwa sesi konseling ini mungkin tidak akan berhasil.
Kejujuran dan Keberanian untuk mengatakan hal yang sebenarnya adalah elemen penting yang harus dimiliki oleh seorang konselor (baca: lawan jenis).

Dari ketiga elemen Struktur (atau Status) diatas, maka dapat kita lihat bahwa Status sangat penting agar kedua belah pihak yang terlibat didalam Hubungan dapat terhindar dari ambiguitas. Hal ini dikarenakan status membantu memperjelas hubungan antara diri anda dan lawan jenis, memberikan arah yang jelas, dan yang paling penting melindungi hak-hak masing-masing pihak dalam rangka mewujudkan hubungan interpersonal yang sukses.

seperti yang telah tertera diatas, Lesmana (2006) juga menyatakan bahwa salah satu alasan mengapa sebuah struktur itu sangat penting didalam sebuah Konseling adalah karena Konselor haruslah bersikap fair (adil) kepada Kliennya dengan cara memberikan sebuah struktur kepada mereka, sehingga sang Klien akan memperoleh pemahaman yang jelas mengenai apa yang disebut sebagai sebuah Konseling.
jadi, jika anda berada diposisi sebuah hubungan interpersonal, sangatlah penting bagi sang Lawan Jenis untuk menetapkan status yang jelas atas hubungan yang ada diantara anda berdua. jika sang Konselor tidak juga dapat memberikan struktur didalam sesi konseling, maka anda pun berhak untuk mempertanyakan maksud dari Hubungan yang ada.
karena kunci dari hubungan yang sehat adalah: Komunikasi yang lancar dari kedua belah pihak.

Tidak adanya Komunikasi yang baik diantara kedua belah pihak dapat menyebabkan diri Klien merasa tidak aman, bingung, dan takut. hal ini dapat dipahami, karena didalam sebuah hubungan, diperlukan adanya pemahaman bersama, seperti yang telah disebutkan sebelumnya oleh Lesmana (2006), akan posisi dari Klien dan Konselor. Konselor yang baik akan selalu berusaha agar tidak timbul kecemasan di dalam diri Klien karena kurangnya struktur (dalam hal ini penegasan akan status) yang kemudian dapat menyebabkan timbulnya permasalahan-permasalahan lain dan mengarah kepada gagalnya hubungan interpersonal yang telah terbina.
Seperti yang telah diketahui bersama oleh banyak orang, Kepercayaan dan Sikap Berpikir Positif adalah sesuatu yang diperoleh dengan usaha dan pembuktian, dan bukannya terberi begitu saja.

Ketika suatu sesi Konseling tidak berjalan dengan semestinya dan sang klien justru merasa semakin terpuruk, bingung, dan tidak memperoleh pencerahan dari sesi Konseling yang dilakukan bersama dengan Konselor, maka mungkin itulah saat dimana Klien bisa mempertanyakan kembali Kondisi, Prosedur, dan Parameter yang sebenarnya dari sang Konselor.
atau untuk lebih singkatnya, ketika anda berada didalam kondisi hubungan Interpersonal yang tidak jelas dan itu membuat anda merasa bingung, tidak aman, cemas, dan mempertanyakan semua yang sudah anda alami, maka mungkin itu adalah saat yang paling tepat untuk memperjelas segalanya.

because my friend, dalam kehidupan nyata, sesi Konseling yang dilakukan dengan Konselor yang tidak jelas, biasa disebut dengan Hubungan Tanpa Status.
dan percayalah pada saya, *walaupun saya tidak berbicara mengenai ini dari pengalaman sendiri* tetapi Hubungan seperti itu tidak pernah memberikan efek baik dan hanya bisa memberikan emosi-emosi negatif kepada pihak yang dirugikan.

Pilihlah konselor yang dapat anda percaya, yang dengan jelas sudah memberikan Peta jalannya Konseling sejak awal sesi Konseling (Lesmana, 2006) dimana sang Konselor dengan bertanggung jawab sudah menjelaskan dari awal apa saja yang ingin ia lakukan dalam sesi Konselingnya bersama anda dan tidak berkelit atau berusaha mengubah arah Konseling (Hubungan) ketika didalam prosesnya, Hubungan tersebut menghadapi halangan atau rintangan.
Masalah ada untuk dihadapi, bukan untuk dihindari.

So people, choose wisely..
karena sakit gigi tidak enak, tetapi sakit Hati lebih tidak enak lagi.
karena tidak ada Dokter Gigi yang bisa menambal hati secara instan pada saat sakit.
pada saat hati yang sakit, yang bisa kita lakukan hanya berusaha berjuang dengan coping mechanism kita masing-masing untuk berusaha melupakan, memaafkan, dan bergerak maju lagi. dan proses itu adalah proses yang memakan waktu tidak singkat dan butuh darah serta air mata untuk melakukannya. Jadi waspadalah! :)

selamat menjalani hidup,

dan

cheers!


REFERENSI:

Lesmana, J.M. (2006). Dasar-Dasar Konseling. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia UI Press.




Saya atau Gue?

Gue baru saja melakukan blog walking ke beberapa blog teman-teman gue, sedang iseng sekaligus sekalian melihat gaya bahasa mereka masing-masing, karena saat ini gue sedang bingung untuk menggunakan gaya bahasa seperti apa yang paling enak untuk dipakai di blog ini.

mungkin karena pengaruh umur yang bertambah dewasa (haha) atau cuma karena sudah bosan saja, tapi gue mulai merasa tidak nyaman memakai kata 'gue' untuk menulis blog yang membuat gue merasa seperti ABG labil saja :D

sehingga untuk ke depannya, sepertinya gue akan lebih banyak menggunakan kata 'saya' untuk kata ganti orang pertama dan juga sebagai pertanda pertambahan usia dan tingkat kematangan. jadinya gue tidak akan menjadi anak yang terlalu Gauul abess lagi gituh haha..
walaupun mungkin akan ada masanya gue menggunakan kata 'gue' lagi, jika kondisinya mengharuskan.

pokoknya saya akan terus menulis dengan gaya yang paling membuat saya nyaman.
karena kenyamanan itulah yang paling penting.
tidak hanya dalam menulis, tetapi juga dalam berbagai aspek lain kehidupan, seperti hubungan dengan teman atau pacar.
(Loh, kok jadi curcol?) hahaha..

see ya!
cheers all the way :)

Saturday, December 12, 2009

Vivid Dream of Us

last night I had a dream
A dream that was so real and so vivid
I thought it was reality and I finally go back to that time
the time where I usually walking down the road
with you beside me.

but then I woke up
and realized
that it was just a dream
although the dream felt like reality
and the true reality felt like a dream
because it felt so real.
it felt so right.
and I felt calm all over again just like I used to be
when we walking down the road

but the time had passed.
the time had passed for us long time ago
and I've found another bitter sweet of loves since you
although nothing ever the same

but it's okay.

because I don't regret what I lost.
Instead, I smile for what I had.
and I had a lot.

cheers!


(just another melancholic post for a melancholic state of mood).



Life's Easy because They Get My Back

"Yaudah de. Emang kenapa sih kalau dia udah gak ada lagi? Kenapa lo sebegitunya butuh dia untuk jadi tempat bersandar? Lo tuh masih punya banyak teman-teman lain yang bisa lo mintain bantuan, yang masih peduli sama lo. Bukan cuma dia doang."

gue lagi iseng-iseng membuka blog lama gue yang sempat menjadi tempat sampah sementara dahulu kala di suatu masa, saat gue sedang menghadapi suatu masalah tidak menyenangkan dan sangat perlu tempat untuk menumpahkan semuanya. ketika sedang membaca-baca ulang, gue pun menemukan kembali satu postingan dimana didalamnya terdapat potongan kalimat diatas.

kalimat diatas itu diucapkan oleh sahabat-bat-bat gue (untuk menekankan seberapa sahabatnya dia untuk gue hehe), si Adjie. waktu itu, di jaman dahulu kala, ada masa dimana gue sedang berada di titik terendah sepanjang sejarah kehidupan remaja dan dewasa muda gue dan untuk pertama kalinya gue baru menyadari "ooh, begini ya rasanya kehilangan seseorang."

waktu itu gue menceritakan ke Adjie tentang bagaimana gue merasa kehilangan pegangan, bagaimana gue merasakan ketakutan untuk sendiri, dan gue sangat tidak ingin kehilangan apa yang telah gue punya selama ini. Setelah gue mengeluh sekian lama, akhirnya dia mengatakan hal diatas dan akhirnya perkataan dia membuat gue jadi tersadar bahwa I've Got Friends.

Ya, pada saat itu gue merasa kehilangan seseorang. A significant other dalam hidup gue yang mempunyai arti sangat penting. Tetapi disaat yang bersamaan dengan orang tersebut pergi, gue kemudian menemukan (atau menyadari) bahwa ada banyak orang lain yang masih mau berada disamping gue.

terutama di masa-masa suram itu.

ketika gue dengan sangat sering terus mengeluh, marah, meratap, dan bertanya-tanya kebingungan mengenai perubahan yang terjadi didalam hidup gue, mereka (teman-teman gue) terutama para sahabat-bat-bat gue yang lain si Angky dan si Citra dengan begitu baiknya terus mendengarkan semuanya. mereka membiarkan gue mengeluarkan semua kesedihan dan ketakutan yang gue rasakan, suatu hal yang sangat perlu gue lakukan di saat itu.

sehingga kemudian gue jadi menyadari bahwa ternyata gue masih mempunyai banyak orang disamping gue yang peduli seperti yang dikatakan Adjie. tidak hanya ketiga sahabat baik gue itu, tetapi juga teman-teman gue yang lain, yaitu mereka yang tanpa harus gue beritahu langsung menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak menyenangkan sedang terjadi pada gue, mereka yang tanpa ditanya terlebih dahulu sudah menanyakan kabar gue, mereka yang disaat gue sudah
speechless mau memberikan senyuman dan tepukan di punggung, dan mereka yang dengan suka rela meminjamkan kupingnya dan bersedia memberikan berbagai saran dan nasihat walaupun kebanyakan dari mereka tidak benar-benar tahu detil masalah yang saat itu sedang gue hadapi (hehe).

tapi bentuk perhatian itu berarti sangat besar bagi gue.

Karena ketika hidup sedang tidak menyenangkan, ketika hidup membuat diri kita merasa sangat lemah, dan ketika hidup membuat kita merasa takut untuk menjadi sendiri, sangat menyenangkan rasanya untuk tahu bahwa ada orang-orang disamping kita yang tidak pernah pergi dan selalu ada untuk mengingatkan kita agar selalu menjadi kuat.

Untuk hal yang terakhir ini, gue harus mengucapkan terima kasih yang sangat banyak ke Citra karena dia yang selalu mengingatkan gue akan hal tersebut. Ada masa dimana luka yang gue miliki itu masih berdarah-darah dan emosi yang gue rasakan juga masih sangat kuat sehingga yang ingin gue lakukan hanyalah menggunakan semua media yang tersedia untuk mencurahkan apa yang gue rasakan. di saat itu gue banyak nulis di berbagai media online (dulu masih jaman Friendster juga deh sepertinya haha) tentang semuanya dan kadangkala itu jadi memberikan kesan bahwa gue adalah orang yang lemah.

tetapi untungnya
I've got friend (oh yes I've got a friend !) yang bilang bahwa "lo gak boleh nulis seperti itu de. lo harus jadi orang yang kuat dan bahwa lo baik-baik aja", dan ucapan si Citra benar-benar membantu gue untuk meyakinkan diri gue bahwa
"yeah, okay. I'm fine. maybe not perfectly healed, but I will be. Soon I will be just fine."

oleh karenanya, sekarang gue sangat menyadari bahwa
anyone else may come and go, but true friends? They stick forever.
dan seperti mereka, gue juga akan selalu ada untuk para sahabat-bat-bat gue itu :)

ini beberapa teman-teman terbaik dan sahabat-bat-bat saya :)

because with friends, life is easy.
why?
life is easy, because they get my back.
and I'll always get your backs as well, guys.

cheers!


Friday, December 11, 2009

Why do we sometimes fall for simple insignificant things?

Melakukan kilas balik ke sejarah suka-menyuka dan bisnis gebet-menggebet yang sudah gue lakukan sejak SD hingga masa kuliah saat ini, gue baru menyadari bahwa seringkali gue menyukai atau setidaknya tertarik dengan seseorang dimulai dari sebuah hal kecil yang kadangkala tidak penting.

disaat teman-teman gue jatuh cinta sama cowok / cewek karena orang itu pintar, baik, dewasa, atau bobot-bobot berat lainnya, gue malah melakukan seleksi dengan cara yang lain.
gue juga enggak tahu kenapa, tapi seringkali hal-hal kecil itulah justru yang menarik perhatian dan memberikan "wow" factor kepada gue.

beberapa contohnya adalah seperti ini.

contoh pertama dimulai dengan hal yang masih cukup wajar.
Gue pernah suka, and in the end had a HUGE CRUSH, ke seseorang karena senyumnya. Orangnya gak ganteng-ganteng gimana sih, tapi dia punya gigi yang putih bersih dan rapih banget. Enak banget ngeliatnya, kayaknya tuh setiap kali dia senyum langsung ada sound effect "cling-cling-cling" di otak gue. Jadinya gue suka banget nyapa dia, biar dia bisa memberikan saya senyumnya yang berkilau-kilau. (haha, lebai)
selain itu, orangnya memang ramah dan supel banget sih, yang membuat dia jadi semakin sering tersenyum dan membuat gue semakin kuat terhipnotis oleh pesonanya. Hehe..

lalu, saat gue akhirnya memasuki dunia perkuliahan dan tidak lagi menggunakan bahasa remaja labil yang gaul abis, seringkali gue suka atau malah jadi tidak suka dengan seseorang karena bahasa tulisan mereka di SMS atau YM.
Mungkin sebagian besar orang bakal bilang gue obsesif kompulsif banget, bahkan teman-teman gue bilang gue udah kayak editor buku, karena gue bisa jadi ILFIL berat sama orang yang nulis dengan bahasa gaul yang gede-kecil, dibuat sok imut, atau ngubah-ubah huruf yang sebenarnya dengan huruf Q atau Z. Kalo cewek yang nulis aja udah ngebuat gue males, apalagi kalo cowok.
Aneh aja gitu menurut gue kalo cowok nge-sms atau nge-chat gue dengan tulisan:
"qm geh dmAna?", "udah Maem bluum?", "aq bubu dulu yawh"
(contoh diatas belum gue tambahin huruf gede kecil ya, karena gue lagi males ngetik macem-macem dan sedang tidak kreatif).
Suara di otak gue saat ngebaca tulisan kayak gitu dan visualisasi gue mengenai si cowok tersebut tuh rasanya jadi tidak oke saja. Mau se macho apapun cowok itu di kehidupan nyata, persepsi gue terhadap dia pasti langsung jadi "melambai" :)

makanya, gue pernah jadi sangat tertarik dengan seseorang karena bahasa sms dan chatnya yang oke banget.
Dari awal kenal, dia selalu mengetik kata aku dengan "aku atau ak", dan kamu dengan "kamu atau km" dan i appreciate that A LOT :))
rasanya tuh seneng banget aja karena nemuin orang yang bisa menulis dengan normal di era Gaul seperti saat ini haha.
Dan ternyata di kemudian hari, ada banyak kesamaan pola pikir diantara kita, enggak hanya di cara ber-sms aja, tetapi juga di banyak hal lain yang membuat gue jadi semakin nyambung dengan dia.

membicarakan mengenai orang yang sekarang menjadi teman baik saya ini, gue jadi teringat dengan satu hal -yang menurut gue cukup lucu- yang pernah dia bilang ke gue pas awal-awal gue mengenal dia. Dia pernah mendeklarasikan ke gue bahwa dia "anak cowok yang sayang MAMA", pokoknya buat dia, mamah foreverlah! :)

gak ada yang salah sama itu sih. Cuma cukup lucu dan imut aja, hehe. Karena kalau lo kenal dengan teman gue yang satu ini, orang pasti punya image awal tentang dia agak-agak preman suka ngajak berantem gitu. Tetapi setelah mengenal cukup dekat, gue jadi terpukau dengan statement-statement "I Love My Mama" nya dan kenyataan walau dia Preman at the outside, but actually he's a nice guy who really cares about his family in the inside.
Dan hal terakhir itu, jadi hal sederhana tetapi sebenarnya menyimpan arti yang besar dan sempat membuat saya cukup "Tersepona".
Hahaha.

masih ada banyak lagi hal-hal sederhana yang kemudian membuat gue jadi tertarik atau suka dengan beberapa orang di masa lalu, tapi saya lupa haha.
Nanti kalau gue udah inget lagi, akan gue bikin part. 2 nya deh.

kalau kalian punya pengalaman yang sama, silakan banget loh sharing sama gue disini..

till then, see ya. Cheers!

Thursday, December 10, 2009

Skinned Knees and Broken Things

Sometimes, I'd like to look back
to a time when I was a child
when everything easier
when everything happier
when the hardest fall that happened to me was because I tripped down from my bicycle
and the only wound was just skinned knees
the one that easily healed with antiseptic
and a blowing kiss from a mother

because as I grew older
things got more complicated
and I fall for a lot more abstract things
and the wounds broken me to pieces
to a state where antiseptic cannot put it back together
where a kiss from a mother didn't have the same soothing effect
and only time will heal

only time will put the broken heart together.

(and now, I think I'm healed. Well, almost I guess.)


Tuesday, December 8, 2009

United in Diversity


beberapa hari yang lalu gue sempat mengobrol dengan salah satu teman gue.
biasalah, awal pembicaraan dimulai dengan curhatan dari gue mengenai keadaan hidup akhir-akhir ini yang sepertinya sedang mengalami degradasi menuju titik paling menyebalkan.

tapi kemudian, kita akhirnya mulai berbicara tentang kehidupan dia, sampai akhirnya gantian dia yang jadi cerita ke gue. sebenarnya gue sudah cukup mengenal dia untuk waktu yang lumayan lama, sehingga sedikit banyak gue sudah mengetahui beberapa hal mengenai kehidupannya.
tetapi lalu sesi cerita gue dengan dia hari itu benar-benar mengubah pemikiran gue dan membuat gue sadar bahwa ternyata manusia mempunyai banyak sisi yang
tidak kita ketahui.

di malam itu gue mendapatkan kesempatan untuk mengenal lebih dekat orang yang selama ini menjadi teman gue. dan gue merasa sangat terhormat, karena dia mau mempercayakan kisah hidupnya yang itu ke gue. menurut gue, apa yang dia ceritakan bukanlah suatu hal yang bisa dengan mudahnya dibagi kepada banyak orang. dan kenyataan itu juga bukanlah sesuatu yang bisa dengan mudah diterima oleh semua orang, terutama di lingkungan kita berada dimana banyak orang yang skeptis, berpikiran tertutup, dan terlalu mendikotomikan manusia kedalam banyak kelompok.

setelah dia menceritakan semuanya, dia nanya ke gue, bagaimana pendapat gue tentang dia? apakah sekarang menjadi berubah karena gue sudah mengetahui satu fakta baru tentang dirinya?


dan kemudian gue menjadi berpikir. hmm, kaget mungkin iya, pada awalnya. itu reaksi normal yang dialami semua orang pada saat mendengar suatu kabar baru yang dia enggak tahu sebelumnya.

tapi setelah itu, gue mencoba berpikir lagi, bagaimana perasaan gue yang sebenarnya, dan ternyata..

biasa aja.


karena menurut gue, semua orang,
at some point, pasti berbeda dari orang lainnya. entah dalam hal suku, ras, agama, pilihan, kepercayaan, atau warna kulit. perbedaan yang satu dengan perbedaan yang lainnya menurut gue tidak berbeda jauh, karena hal tersebut hanyalah masalah pilihan yang dibuat oleh masing-masing individu. selama lo membuat pilihan itu dengan kesadaran akan konsekuensinya dan siap untuk bertanggung jawab, it will always fine by me.

kebahagiaan bisa datang dengan berbagai bentuk, dan selama sesuatu membuat orang bahagia dengan cara yang tidak merugikan diri sendiri dan orang lain, menurut gue enggak ada alasan bagi gue untuk menilai positif atau negatif seseorang.

bhinneka tunggal ika.

united in diversity
.

taken from:
www.sanjoseca.gov/newCityHall/publicart/photos/floats/diversityL.jpg


setiap orang berbeda, dan kewajiban buat kita semua untuk selalu menghargai perbedaan itu.
just put ourselves in others shoes, and we'll understand about their positions better. dan sekarang disaat teman gue itu bahagia karena keadaaannya, karena dia akhirnya menemukan seseorang yang bisa menerima dan menyukai keadaannya, gue pun ikut bahagia buat dia.
romance always the best part of human life.

dan semoga, walaupun dengan cara yang sedikit berbeda, gue juga bisa menemukan kebahagiaan karena menemukan seseorang, seperti yang dialami oleh teman gue itu. :)


so, cheers for you.

cheers for me.

and cheers for us all! :))



welcome to my playground!

hi all!

welcome to my brand new blog. yippiee! :)


kenapa namanya Ferris Wheel of Life?


karena gue merasa bahwa hidup itu seperti Komidi Putar.
kadang kita berada di atas, menikmati hembusan angin dengan pemandangan yang indah.
tetapi kadang kita berada di bawah. tertimpa panas matahari, gerah, sumpek, dan hidup menjadi tidak menyenangkan.
tetapi tidak ada bedanya dengan komidi putar, semua ketidaknyamanan dan kebahagiaan itu akan terus berotasi sehingga hidup tidak selalu selamanya menyebalkan ataupun menyenangkan.
semua ada porsinya, dan semua yang terjadi dimaksudkan untuk mengajarkan kita akan sesuatu.
yang diperlukan untuk menjalani semuanya dan tetap menjadi waras dalam prosesnya, hanyalah sikap optimis, dan kemampuan untuk menyikapi semuanya dengan humor.

percaya deh, ada banyak yang bisa kita pelajari dari sebuah kesialan dan kesedihan dan ada lebih banyak lagi yang bisa kita ambil dari kebahagiaan dan keberhasilan.

Kenapa gue nulis di Blog ini?

karena blog gue yang satunya itu isinya sampahan curhat semua.
sehingga gak bisa gue share kemana-mana.
padahal gue pengen bisa mamerin blog kayak orang-orang.

hahaha. gak deng.

karena hidup gue penuh dengan banyak kebodohan.
dan gue senang menghibur orang.
jadinya semoga dengan membaca blog gue, kalian bisa terhibur.
walaupun itu berarti terhibur karena menertawakan gue :D

tapi selain itu juga karena kadang-kadang (disaat yang langka), gue punya pemikiran akan beberapa hal.
and i'd like to share that with you all guys.

jadi, happy reading, happy blog walking, and have a nice life everyone!