Tuesday, October 26, 2010

Path to the Future

insya allah kalau tidak ada halangan apapun, mulai besok saya akan mempunyai status baru yaitu sebagai seorang karyawan swasta.


yap. I just got accepted in one of the banks in Indonesia and gonna sign my contract tomorrow :)


perasaan saya ketika mengetahui berita tersebut? Tentu saja senang. Senang sekali.
bagaimana tidak, dari apa yang saya cari tahu dan dengar selama saya mengikuti proses rekrutmen, konon katanya gaji dan segala macam tunjangan kesejahteraan di tempat saya akan bekerja nanti sangat bagus dan dengan jalur karir yang saya ambil, posisi managerial dapat saya raih hanya dalam waktu beberapa tahun saja jika saya mau bekerja keras disana.


tetapi dibalik semua itu, ada sedikit perasaan sedih dan panik yang saya rasakan.
bukan. bukan karena ikatan kerja ataupun soal penempatan kerja nanti yang kabarnya bisa saja berada di luar Pulau Jawa. karena kalau untuk soal tersebut saya sudah mempunyai cukup banyak waktu untuk berpikir, memutuskan, dan menekadkan serta memberanikan mental dan jiwa raga saya.


tetapi lebih kepada perubahan demi perubahan yang terjadi di sekeliling dan di dalam hidup saya yang begitu cepat.
di satu menit saya masih menjadi lulusan segar dari perguruan tinggi dengan embel-embel 'mahasiswa' menempel erat di dahi saya. saya masih mempunyai banyak waktu untuk bersenang-senang, untuk berjalan-jalan kemanapun saya suka dan bertemu dengan orang-orang yang saya kasihi (khususnya pacar. ehem!) kapanpun dan dimanapun kami mau.
lalu kemudian, satu menit berlalu dan tiba-tiba, "Kriing!". saya mendapat telepon dari salah satu bank yang memberitahu bahwa saya diterima bekerja di tempatnya, dan pacar saya juga mendapat telepon yang sama (dengan hanya berjarak 1 hari lebih cepat) dari sebuah bank yang lain bahwa dia juga diterima bekerja di tempat itu.


And "Whamp! Bamp!", just like that. we changed. from a fresh graduates-let's play and meet-whenever-we-wanted, into a serious-busy-bank employees.


dan jujur saya takut. ya, jika mau jujur, saya sedikit takut dengan semua perubahan ini.
selama 9 bulan ini, saya mempunyai hubungan yang sangat ideal. 
kami berdua sama sama mahasiswa tingkat akhir yang hanya tinggal menyelesaikan skripsi tanpa adanya matakuliah lain.
kami sudah berada di posisi akhir karir kepanitiaan dan organisasi, sehingga dari segi akademis dan kepanitiaan, sudah tidak ada banyak pekerjaan yang bisa menghalangi interaksi kami.
selain itu, selama berkuliah saya dan dia pun sama sama mengekos di depok, sehingga kapanpun itu, kami selalu bisa menyempatkan waktu untuk bertemu satu sama lain.


dan kini, dengan dua kesibukan yang berbeda, dengan dua tempat yang berbeda, dan dengan teman-teman berbeda yang kami belum kenal satu sama lain, saya menjadi takut. takut akan semua perubahan ini, dan dengan suatu kondisi baru yang tidak saya ketahui sama sekali celahnya.


beside that, i miss him SO bad. 
mungkin karena selama ini hubungan kami selalu berlandaskan kepada interaksi fisik, dalam artian kami selalu bertemu langsung tatap muka secara teratur, sehingga untuk tidak melakukan hal tersebut adalah sesuatu yang sangat berat.
saya tahu. sms, telepon, chat, facebook, dan skype adalah teknologi yang diciptakan untuk meringankan beban tersebut.
but believe me. nothing beats the real human warm hugs and smile. seriously.
i could give and get thousands and thousands of emoticons and words, but in the end of the day, you still need a live-hug, not just the cyber-hug ones.


saya tahu, bahwa kini saya sedang mengeluh dan mengkhawatirkan sesuatu hal yang abstrak. padahal semestinya saya harus sangat bersyukur, bahwa saya dan dia diberikan keberuntungan dan rejeki yang sangat indah, karena tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan yang kami dapatkan. Dan juga mempunyai jenis hubungan yang kami miliki hingga sampai saat ini.


tapi kadangkala, kita tidak bisa mengatur apa yang kita rasakan bukan?
kalau saya bisa mengaturnya, percayalah. saya lebih memilih tidur saat ini dan bermimpi indah tentang hari esok. ketimbang duduk disini, menulis tulisan ini, merasa sedih, and trying to hold my tears altogether.
tetapi saya tidak bisa.



phew. sorry for the rambling. I just really need to get this off my chest, so I can focus better tomorrow and for all the next days afterwards. 
and for you, boyfriend. I really miss you SO damn MUCH, i never realize missing someone could hurt and make me want to cry so badly, up until this point :')


cheers for you and me