Sunday, June 20, 2010

Love and Trust Equal Relationships


beberapa minggu yang lalu, saya sempat berbincang dengan salah satu teman lama saya. di dalam perbincangan lewat YM tersebut, kami kebanyakan membicarakan mengenai perkembangan kehidupan percintaan dia serta perselingkuhan yang baru saja dilakukan oleh pacarnya, serta bagaimana hal tersebut mempengaruhi perasaannya, membuatnya sakit hatinya, khawatir, serta kehilangan rasa percaya terhadap pria tersebut.

pada saat ia menceritakan mengenai perselingkuhan tersebut, sebenarnya teman saya ini sudah memutuskan hubungannya dengan si pria tersebut. akan tetapi, setelah putus pun dia masih terus bertanya-tanya apa yang sebaiknya ia lakukan lagi selanjutnya. apakah melupakan si mantan dan berjalan maju atau mencoba untuk memperbaiki segalanya dan melanjutkan hubungan mereka berdua.

pada akhirnya, setelah melewati berbagai diskusi panjang dengan saya dan juga proses pemikiran serta pembicaraan dengan si mantan, teman saya itu pun memutuskan untuk kembali pada mantannya. mendengar keputusan dia, saya tidak bisa berkata banyak. dia adalah wanita dewasa yang sudah bisa memutuskan apa yang paling baik untuk dirinya, walaupun secara pribadi, sebenarnya saya tidak terlalu setuju jika dia kembali lagi dengan pria tersebut.

kenapa?

karena bagi saya, perselingkuhan adalah suatu bentuk simbol pengkhianatan tertinggi yang bisa dilakukan seseorang kepada pasangannya. in my opinion,

Relationships are build based on Love and Trust. One cannot lasts when the other one was destroyed


pada waktu itu saya mengatakan ke teman saya tersebut bahwa keputusan untuk kembali lagi ke pria tersebut ada sepenuhnya di tangan dia. saya tidak bisa mengatakan, "Ya, kamu harus kembali pada dia" atau "Jangan, kamu tidak boleh membina hubungan lagi dengan dia", karena saya tidak punya hak akan itu. akan tetapi kalau dia memang memutuskan untuk kembali lagi dengan orang tersebut, ada satu hal yang harus ia pertimbangkan matang-matang.

mungkin dia akan bisa memaafkan pria tersebut, akan tetapi bisakah dia untuk kembali percaya?

menurut saya, suatu hubungan tidak bisa hanya dibangun berdasarkan rasa cinta saja. ada banyak komponen lain yang diperlukan untuk membuat suatu hubungan bertahan dan berjalan dengan baik, dan salah satunya adalah rasa percaya. coba bayangkan jika kita berada di dalam suatu hubungan dimana kita tidak pernah bisa mempercayai pasangan kita seutuhnya? hubungan dimana selalu ada kerikil-kerikil dan gumpalan-gumpalan ketidakpercayaan yang muncul setiap kali kita tidak bisa menghubungi, tidak mendapatkan balasan ketika mengirim pesan, atau ketika mereka harus pergi dalam jangka waktu yang lama?
sebesar apapun rasa sayang yang kita miliki, pada akhirnya kecurigaan dan insekuritas tersebut akan memakan kita secara perlahan. menggerogoti sisa-sisa logika dan akal pikiran yang kita miliki dan secara keseluruhan meracuni dinamika hubungan yang ada.

teori saya ini pun terbukti beberapa minggu setelah mereka rujuk kembali. pada saat itu, ketika sedang membuka facebook, saya membaca beberapa postingan status yang ditulis oleh teman saya dan juga pacarnya tersebut. di status-status itu ia menuliskan beberapa komentar-komentar yang bernada tidak percaya terhadap si pacar. setiap kali si pria menulis sesuatu yang bernada ambigu, teman saya langsung mengajukan pertanyaan-pertanyaan bersifat interogasi, curiga, dan marah. dan pada akhirnya ia pun merasa lelah sendiri dengan perasaan tidak aman itu.

yah, setiap orang mempunyai alasan mereka masing-masing untuk memutuskan sesuatu, dan jika teman saya memutuskan untuk kembali dengan pria yang pernah mengkhianatinya, maka itu adalah keputusan dia. akan tetapi jika keadaan itu dibalikkan kepada saya, mungkin saya tidak akan pernah (insya allah) memberikan kesempatan kedua terhadap pria tersebut. karena kepercayaan adalah sesuatu yang rapuh. dan ketika hal itu sudah dihancurkan, akan sangat sulit bagi saya untuk mengembalikannya ke keadaan seperti sebelumnya.

yeah, well. they said that people deserve a second chance. but i think, on certain people who didn't know how to treat their precious things, they don't deserve that chance. not until they mature up, at least.
and in the end, we all must've heard this quote. "Relationships are like glass. sometimes it's better to leave them broken than try to hurt yourself putting it back together."

jadi kesimpulannya, lebih baik tidak usah bertindak macam-macam yang pada akhirnya menyakiti orang lain, karena bagaimana pun caranya, bau bangkai pasti akan tercium juga. kita semua sudah cukup belajar dari kasus video mirip Ariel-Luna Maya-Cut Tari kan? haha ;)

okay. till then, CHEERS!



No comments:

Post a Comment