"I'm proud of you, Dea. Sebagai seseorang yang mengenal kamu sejak S1 dan kemudian menyaksikan perkembangan kamu di S2, saya merasa sangat bangga bisa mengenal kamu dan melihat perkembangan kamu. Jujur, sebenarnya saya sempat terkejut saat melihat kamu lagi di S2, karena kamu tampil dengan sangat berbeda sekali dengan Dea yang saya kenal saat kamu S1 dan sedang membuat skripsi. Dulu kamu nampak lebih tergantung dan dependen dengan lingkungan kamu. Tetapi kamu yang sekarang, terlihat sangat matang dan dewasa.
Saya senang sekali kamu memutuskan untuk bekerja dahulu selama satu tahun, baru mengambil S2 kamu. Karena menurut saya itu adalah keputusan yang sangat tepat sekali. Bekerja membuat kamu lebih dewasa dan dapat menyesuaikan diri dengan baik. Sekarang kamu tampak sangat siap dalam menjalani S2 ini. Menurut saya, kamu adalah sedikit dari beberapa orang yang saya nilai siap untuk masuk ke bidang ini dan menjadi seorang psikolog.
Kamu menuliskan laporanmu dengan sangat baik dan saya pernah bilang kan sebelumnya? Kamu memiliki kemampuan menulis yang baik dan saya tidak punya masalah dengan apa yang kamu buat. Saya juga sangat terkesan pada saat saya memberikan kamu suatu tantangan, dan kamu mampu melaksanakan tantangan tersebut dengan sangat baik. Pada awalnya saya sempat ragu dan berpikir, apakah Dea bisa melaksanakan yang saya minta. Kamu juga sempat menghilang dan saya berpikir bahwa kamu pasti sedang mengalami kesulitan. Tetapi kemudian kamu datang kembali kepada saya, dan memberikan hasil yang memuaskan. Saya terkejut tetapi juga sangat bangga kepada kamu, karena kamu bisa melaksanakannya.
Saya tidak pernah memiliki maksud untuk mempersulit kamu atau laporanmu. Tetapi saya melihat adanya potensi dalam diri kamu, dan saya yakin bisa meningkatkannya hingga optimal. Oleh karena itulah saya terus memberikan kamu challenge, agar kamu bisa menjadi lebih baik lagi. I'm proud of you, Dea."
Kalimat ini diucapkan oleh salah seorang dosen yang saya kagumi. Dia adalah seseorang yang sangat super pintar dan selama melakukan bimbingan dengannya, ada begitu banyak 'pencerahan' yang saya dapatkan mengenai apa yang harus saya lakukan dalam menghadapi klien saya, ataupun bagaimana saya harus mengembangkan pola pikir dan sudut pandang sehingga saya bisa melihat segala sesuatunya dalam gambaran yang lebih besar. Proses bimbingan dengan beliau sangatlah menguras semua energi intelektual saya, tetapi di sisi yang lain hal tersebut juga membuat saya menjadi lebih baik.
Dan diakhir bimbingan, dia mengatakan semua kalimat tersebut. Wow. It really boost my motivation.Selama proses pendidikan yang sudah berjalan 1.5 tahun lebih ini, saya masih sering merasakan kekhawatiran dan keraguan, apakah saya benar-benar bisa bekerja sebagai seorang psikolog profesional nantinya? Semakin saya belajar mengenai psikologi, semakin saya menyadari bahwa ada begitu banyak hal yang belum saya ketahui, dan ketidaktahuan tersebut akan berbahaya di lapangan. Sedikit banyak keputusan saya dapat mempengaruhi kehidupan seseorang, dan keputusan yang salah dapat membuat mereka kehilangan potensi diri yang sebenarnya masih ada. So, yeah. I'm still scared to really work as a clinical psychologist.
Tetapi hari itu, ketika beliau mengatakan semua hal tersebut, dia memberikan sedikit kepercayaan diri kepada saya. Saya tidak pernah menyadari hal-hal yang ia katakan, dan tidak tahu bahwa ia memandang diri saya dengan sangat positif karena saya merasa masih cukup banyak melakukan kesalahan ketika melakukan bimbingan dengannya. Tetapi mengetahui bahwa ada orang yang percaya dengan kemampuan saya, membuat saya juga menjadi lebih percaya dengan apa yang saya miliki.
So, thanks, Mba. Thanks a lot. It really was my honor to learn from a super smart people like you :)
No comments:
Post a Comment